Tak terasa sudah 18 Syawal,dan baru sempet ketak-ketik lagi setelah adaptasi dengan pekerjaan rutin.Meski terlambat separuh bulan tapi tetap saya ucapkan :
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
S E L A M A T HARI RAYA IDUL FITRI 1 4 3 2 H MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Yang terpenting dari bulan Syawal adalah bagaimana kita bisa membiasakan diri kita di bulan sebelumnya yaitu bulan Ramadhan.Dimana kita bisa menahan dan mengolah nafsu kita.Hingga berlangsung kontinyu sampai bertemu kembali dengan Ramadhan lagi Insya Allah.
Seperti biasa bulan Syawal saya disibukkan dengan mudik alias pulang kampung,Tapi bagi saya bukan pentingnya pulang kampungnya ,SILATURAHMI lebih penting dari semua kegiatan dibulan Syawal terutama hari pertama hingga hari ke tujuh.
Pelajaran apa yang bisa dipetik di musim mudik kemarin?
- Dengan silaturahim ke saudara-saudara yang lebih tua kita akan didoakan yang baik-baik.Semakin banyak kita berkunjung semakin banyak doa mereka kepada kita.
- Dengan silaturahim banyak wejangan dari mereka-mereka yang mempunyai ilmu lebih dari kita.Semakin banyak kita berkunjung ketempat saudara kita yang berilmu lebih maka secara otomatis ilmu kita juga bertambah.
- Semakin kita banyak silaturahim,semakin kita pintar menata hati.Masih saya ingat satu wejangan dari sesepuh yang saya kunjungi tahun ini,”TAK DUNGAKE LANCAR REJEKINE,KETURUTAN APA SING DADI SEJANE,DADI WONG SING SUGIH SING ADOH SEKO FITNAH,MERGO SUGIH TAPI KENO FITNAH KUWI URIPE SUSAH”.
Filed under: Pengalaman pribadi | Tagged: Idul Fitri, Syawalan, Takbiran |
Tinggalkan komentar